Selamat malam sobat , masih ingat postingan saya tentang “
standarisasi air bersih “ untuk konsumsi kita sehari hari , jika ia kita akan
membahas kembali tentang kandungan kimia yang ada dalam air tersebut , jika
belum sobat semua bisa baca disini
Dalam air tentu saja ada zat zat
kimia yang terkandung , baik itu zat besi , mangan , seng dan lain lain , dan
kadar nya pun variatif tergantung dari sumber air baku yang kita ambil bisa
dari sungai , sumur , muara dan lain lain ,
berikut saya tampil kan tabel stardar baku air bersih
Dari tabel diatas kita bisa melihat seberapa besar batas
kandungan suatu zat kimia dalam air yang kita konsumsi , jika melebihi dari
ketetapan diatas maka air yang kita konsumsi dapat di katakan kurang layak
konsumsi , dan bisa menyebabkan berbagai masalah tidak hanya unutk tubuh kita ,
tapi juga untuk peralatan yang kita pakai ( kran , keramik , porselin) ,
1. Besi
Kadar besi dalam tubuh yang berlebihan
dapat menimbulkan penyakit hemakromatosis, yaitu tubuh menyerap dan menyimpan
terlalu banyak besi yang dapat menyebabkan gagal jantung, hati, dan pankreas.
Selain itu, besi dapat memicu pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan lendir
pada sistem perpipaan, sehingga menyumbat sistem perpipaan. Selain itu, kadar
besi yang berlebihan menimbulkan bau pada air minum dan memberikan warna
kekuning-kuningan sehingga membuat penampilan air menjadi kurang baik.
Kandungan besi dapat diukur dengan menggunakan AAS dengan metode
spektrofotometri.
2.
Kesadahan
Sebenarnya kesadahan tidak
memiliki keluhan secara langsung dalam komsumsi air minum, namun kesadahan
dapat menyebabkan scaling sehingga diameter pipa menjadi kecil dan selanjutnya
mengakibatkan distribusi airpun menjadi kecil.
Kadar kesadahan dapat
ditentukan dengan metode titrasi.
3.
Klorida
Klorida ini adalah senyawa
halogen klor. Tingkat toksisitasnya tergantung pada gugus senyawanya. Seperti
NaCl tidak beracun, berbeda dengan karboksil klorida sangat beracun. Di
Indonesia, klor digunakan sebagai disinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam
jumlah banyak, klor dapat menyebabkan korosi pada sistem perpipaan penyediaan
air panas
Sebagai disinfektan, sisa
klor dalam penyediaan air sengaja dipertahankan pada konsentrasi 1mg/L untuk
mencegah terjadinya rekontaminasi oleh mikroorganisme, tetapi klor ini dapat
terikat dengan senyawa organik yang bersifat karsinogenik, sehingga akan lebih
baik jika penggunaan klor sebagai disinfektan dihindari.
Kadar klorida dapat
ditentukan dengan menggunakan metode titrametri.
4.
Mangan
Mangan bersifat racun yang
dapat menyerang saraf sehingga menyebabkan sindrom parkinson pada orang lanjut
usia. Mangan yang berlebih memberikan warna kehitaman pada air minum.
Sedangkan, sama halnya dengan besi, mangan juga dapat memacu pertumbuhan
bakteri yang menimbulkan lendir pada perpipaan.
Kadar mangan dapat ditentukan dengan dengan metode AAS atau
spektrofotometri.
5.
Seng
Kadar seng yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan dengan
gejala demam, pusing, mual, diare dan kelelahan.
Penentuan kandungan seng dalam air lebih disarankan dengan
menggunakan metode AAS, namun metode spektrofotometri juga dapat menjadi alternatif
yang disarankan.
6.
Sulfat
Kadar sulfat berlebihan yang dikomsumsi dalam tubuh dapat
menyebakan diare akut. Penentuan kadar sulfat dilakukan dengan metode
spektrofotometri.
7.
Tembaga
Untuk jangka pendek, kadar
tembaga yang berlebihan menyebabkan gangguan percernaan seperti mual dan
muntah. Untuk jangka panjang, kadar tembaga yang berlebihan dapat menyebabkan
kerusakan hati dan ginjal.
Penentuan kandungan tembaga lebih disarankan dengan menggunakan
metode AAS, namun metode spektrofotometri juga dapat menjadi alternatif
yang disarankan.
8.
Klorin
Klorin yang berlebih dapat
menimbulkan rasa dan bau pada air sehingga dapat mengurangi estetika dan visual
air.
Klorin dapat ditentukan
dengan menggunakan metode spektrofotometri atau dengan metode titrametri.
9.
Amonium
Selain menimbulkan bau ,
jika kadar amonium terlalu tinggi dalam air minum akan menyebabkan gangguan
pencernaan seperti muntah. mual, dan diare.
Kadar amonium dapat
ditentukan menggunakan ISE probe.
10.
Arsenik
Kehadiran arsenik dalam air
ini tidak berwarna dan tidak berasa. Dalam jangka pendek, komsumsi arsen
berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan percernaan, mati rasa pada
tangan dan kaki, kelumpuhan parsial, dan kebutaan. Dalam jangka panjang, kadar
arsen yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kanker paru-paru, kandung kemih,
dan ginjal.
Kadar arsenik dapat
ditentukan menggunakan metode AAS.
11.
Fluorida
Fluorida yang berlebihan
dalam tubuh dapat merusak jaringan tulang, sehingga tulang mudah keropos,
patah, bahkan hancur.
Kadar fluorida ditentukan
dengan menggunakan spektrofotometer.
12.
Krom Heksavalen
Kandungan krom heksavalen
yang berlebihan dalam air minum dapat menyebabkan gangguan hati, ginjal,
peredaran darah, dan jaringan saraf.
Penentuan kandungan krom heksavalen lebih disarankan dengan menggunakan
metode AAS, namun metode spektrofotometri juga dapat menjadi alternatif.
13.
Kadmium
Dalam jangka pendek, komsumsi kadmium berlebihan dapat menyebabkan
mual, muntah, diare, produksi air liur yang berlebihan, kejang-kejang, dan
gagal ginjal. Untuk jangka panjang, kadmium menimbulkan kerusakan fatal pada
dara, ginjal, hati, dan tulang.
Kandungan kadmium dalam air ditentukan dengan metode AAS.
14.
Nitrat / Nitrit
Dalam jangka pendek,
terutama pada bayi, kadar nitrat/nitrit yang berlebihan sangat berbahaya.
Gangguan serius pada bayi ini terjadi karena konversi nitrat menjadi nitrit
pada tubuh sang bayi yang mengganggu distribusi oksigen dalam darah. Ini akan
langsung menjadi akut dalam sekejap dalam sehari. Gejala mencakup sesak napas
dan kebiru-biruaan pada kulit.
Dalam jangka panjang,
nitrat dan nitrit menyebabkan potensi efek seumur hidup, seperti diuresis,
peningkatan penyimpanan tepung, dan pendarahan pada limfa.
Kadar Nitrat dapat
ditentukan dengan metode ISE Probe. Untuk kadar nitrit dapat ditentukan dengan
menggunakan metode spektrofotometri. Alternatif lain yang mungkin dapat
digunakan adalah test strip.
15.
Sianida
Dalam jangka pendek,
komsumsi sianida berlebihan dapat menyebabkan napas cepat dan tremor (gemetar
parah). Untuk jangka panjang. Kadar sianida yang berlebihan dapat menyebabkan
kehilangan berat badan, kerusakan tiroid, dan kerusakan saraf.
Penentuan kadar sianida
lebih disarankan dengan menggunakan distilasi. Metode alternatif yang mungkin
dapat digunakan adalah metode spektrofotometri.
16.
Timbal
Apabila timbal terhirup
atau tertelan oleh manusia di dalam tubuh, ia akan beredar mengikuti aliran
darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak, dan disimpan dalam tulang dan
gigi. Timbal yang terserap oleh anak, walaupun dalam jumlah kecil, dapat
menyebabkan gangguan pada fase pertumbuhan fisik dan mental yang kemudian
berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan akademik. Dalam jumlah banyak,
anak akan berperilaku semakin agresif, kurang konsentrasi, bahkan menyebabkan
kanker.
Penentuan kadar timbal lebih disarankan dengan menggunakan
metode AAS(AAS, Bucksci).
Metode alternatif yang mungkin dapat digunakan adalah metode spektrofotometri.
17.
Raksa
Raksa merupakan senyawa
yang sangat berbahaya, karena sangat mudah diserap oleh darah dalam tubuh.
Raksa yang dapat menyebabkan kerusakan saraf, dengan gejala seperti kegugupan,
kemampuan penglihatan dan pendengaran berkurang drastis, dan kesulitan dalam mengingat.
Pada anak-anak, raksa mudah diserap oleh sistem saraf yang kemudian dapat
menghambat perkembangan otak, bahkan menyebabkna kerusakan otak, terutama pada
janin
Penentuan kadar raksa lebih
disarankan dengan menggunakan AAS. Metode alternatif yang mungkin dapat
digunakan adalah metode spektrofotometri.
18.
Selenium
Dalam jangka pendek,
kelebihan selenium dalam tubuh menyebabkan kerontokan rambut, kehilangan kuku,
kelelahan dan emosi labil. Dalam jangka panjang, penumpukan selenium dapat
menyebabkan kerusakan, ginjal, hati, saraf, dan peredaran darah.
Penentuan kadar selenium
ditentukan dengan metode AAS.
Selanjutnya, kita akan
membahas tentang pentingnya penentuan parameter-parameter fisika di dalam air
minum dan metode-metode yang direkomendasikan untuk penentuan kadar
parameter-parameter fisika tersebut
1.
pH
Selain mempengaruhi rasa
dalam air, pH juga mengidentifikasi kehadiran dari senyawa kimia dan mikroba
tertentu. Penentuan pH dapat menggunakan pH meter.
2.
Bau dan Rasa
Untuk mengetahui bau dan rasa, penentuan dapat dilakukan dengan
metode organoleptik.Uji organoleptik atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan
terhadap produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam
penentuan kualitas. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan,
kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.
3.
Warna
Warna pada air minum akan
memberikan kesan visual yang baik bagi konsumen. Warna dapat ditentukan dengan
metode spektrofotometridan turbidimeter.
4.
TDS
TDS akan memberikan warna
pada air minum dan mengganggu pencernaan. TDS dapat ditentukan dengan
mengggunakan konduktivitas meter dengan probenya.
5.
Kekeruhan
Kekeruhan akan memberikan
warna pada air minum dan berpotensi mengganggu pencernaan. Kekeruhan dapat
ditentukan dengan menggunakan turbidimeter.
Dari penjelasan di atas kita dapat kan gambaran tentang
kandungan kandungan kimia dalam air yang kita konsumsi , lalu bagaimana solusi
nya, ada dua solusi untuk masalah tersebut
1.
Menjadi langganan pada perusahaan penyedia
layanan suply air yang terpercaya
2.
Memasang sistem penjernihan sendiri dirumah anda
untuk menjernihkan air di rumah anda seperti , water filter , reverse osmosi ,
filter carbon d.l.l , dengan metode ini kita dapat memanfaat kan sumber air
baku kita sendiri , seperti air tanah , sumur , sungai ,
Jika anda berminat untuk memasang sistem penjernihan sendiri
dirumah saya silah kan lihat profil kami di blog ini atau hub kami :
MUHIDIN
PHONE : 081584096886
EMAIL : muhidin.mufid@gmail.com
0 komentar:
Posting Komentar